Jakarta Goes Cashless

Anda pasti pernah dengar GNNT, bukan? Kalau belum, setidaknya pasti sudah melihat dan merasakan kampanyenya belakangan ini. Apalagi jika Anda pengguna rutin tol Jasamarga. Sejak tanggal 1 Oktober lalu, pengendara diwajibkan untuk menggunakan kartu e-toll untuk bertransaksi di GTO.

Gerakan Nasional Non Tunai diresmikan pada Agustus 2014 oleh Gubernur Bank Indonesia, Bapak Agus D.W. Martowardojo. Gerakan ini diharapkan agar dapat meningkatkan penggunaan instrumen non-tunai masyarakat dalam bertransaksi. Apalagi dalam masa yang semakin lama semua serba digital ini, tentu metode bertransaksi secara non-tunai pun semakin banyak. Lihat saja, tidak hanya di gardu toll, tetapi banyak pula e-commerce yang menggunakan metode pembayaran online. Selain itu, banyak juga merchants yang memberikan poin maupun potongan harga ketika kita pakai e-money, dan masih banyak lagi.

Saya setuju dengan kemudahan, keamanan dan efisiensi yang ditawarkan bertransaksi secara non-tunai. Sebagai seseorang yang pernah jadi pelaku bisnis online, saya pun merasakan kenyamanan online banking. Kita bisa periksa apakah transferan pembeli sudah masuk atau belum, dan semua dilakukan tanpa harus ke luar rumah untuk cek di atm. Selain itu,  belakangan ini saya dapat potongan harga waktu beli kue di salah satu toko yang bekerja sama dengan menggunakan kartu debit salah satu bank yang bekerja sama dengan toko tersebut. Hehe.. lumayan.

Perubahan menuju digitalisasi, termasuk dalam bertransaksi sudah didukung oleh berbagai pihak. Banyak potongan atau poin berbelanja yang ditawarkan oleh pelaku usaha dan perusahaan e-commerce. Namun, fasilitas pendukung perubahan ini masih terbatas. Hal ini terlihat dari gardu tol yang sudah disebut di atas. Kartu e-toll yang sudah didistribusikan sejak berbulan-bulan lalu, sebaiknya didampingi oleh penambahan gardu toll yang bisa melakukan isi ulang ketika pengendara kekurangan saldo.

Besar harapan saya untuk kesuksesan gerakan ini, antara lain sistem yang terintegrasi dan edukasi masyarakat mengenai transaksi non-tunai. Kita bisa mengambil contoh dari Taiwan. Waktu sekolah selama enam bulan di sana, saya merasakan betul kemudahan transaksi non-tunai.

Taiwan memiliki kartu bernama Easy-Card. Memang dibutuhkan waktu yang lama (lebih dari10 tahun) sehingga metode pembayaran ini bisa diterima seluruh masyarakat. Pemerintah Taiwan bertujuan agar orang dengan mudah mengelilingi Taiwan dengan satu kartu. Hal tersebut sudah sesuai dengan cakupannya yang sangat luas di mana orang-orang bisa menggunakan Easy-Card untuk transportasi umum, sarana rekreasi, rumah sakit, perpustakaan kota, dan berbelanja. Easy-card yang mulai didistribusikan awal tahun 2002 kini sudah dicetak hingga lebih dari 50 juta kartu.


Sumber: Google




Sumber: https://www.easycard.com.tw/english/about/honor.asp

Di Indonesia, GNNT baru terasa penerapannya sehingga belum semua orang dapat memahami dan merasakan kenikmatannya. Buktinya di Jakarta sendiri masih banyak transaksi yang mengandalkan uang tunai, contoh: pedagang di pasar tradisional. Belum nanti jika sudah meluas ke seluruh nusantara, bagaimana dengan transaksi para petani, nelayan, atau di daerah pelosok yang minim bank? Penolakan terhadap gerakan ini dilakukan oleh beberapa lembaga seperti Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Kembali lagi, penolakan mereka menurut saya karena kurangnya pendekatan dan edukasi masyarakat yang merata.

Kita hanya bisa menjadikan negara-negara yang sudah lama menerapkan metode pembayaran non-tunai sebagai contoh. Saya percaya perubahan ini akan membawa lebih banyak baik dibanding buruknya, tapi dengan syarat di atas. Fasilitas dan pendekatan serta edukasi masyarakat haru terus ditingkatkan.



(((Tulisan ini terinspirasi saat penulis naik ojek online dan driver menawarkan untuk mengisi ulang saldo e-money dalam aplikasi agar bisa mendapat uang tunai dengan cepat karena harus menunggu ketika mau mencairkan uang melalui atm.)))

Baca juga:
https://merahputih.com/post/read/tolak-gnnt-buruh-persiapkan-aksi-mogok-nasional
http://www.kspi.or.id/ancaman-phk-massal-dibalik-regulasi-gerakan-nasional-non-tunai.html
http://www.nontunai.com/tantangan-transaksi-nontunai-di-indonesia/

Comments

Popular posts from this blog

亲爱的八班!

A Bowl of Noodle Soup for the Soul

Fun Taiwan